Memilih
Untuk Masa Depan
Bulan ini sudah memasuki bulan
dimana seluruh rakyat Indonesia menentukan pilihan untuk masa depan bangsa
dalam pesta demokrasi pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk periode
2014-2019. Pada pemilu tahun ini akan diadakan pada tanggal 9 Juli 2014, dengan
diikuti 2 pasangan Capres dan Cawapres yaitu pasangan nomor urut pertama yaitu
Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa dengan pasangan nomor urut kedua yaitu Joko
Widodo dan Jusuf Kalla. Sepanjang 1 bulan kemarin kedua pasangan capres dan
cawapres telah melakukan kampanye ke seluruh wilayah Indonesia. Dari semua yang
telah dilakukan kedua pasangan capres dan cawapres banyak yang sudah memiliki
opini dan penilaian masing-masing pada kedua pasangan ini, dan seharusnya
mereka sudah menentunkan pilihan masing-masing untuk dipilih saat pemilu nanti.
Untuk lebih memantapkan bagi yang sudah mempunyai pilhan atau mulai menentukan
pilihan bagi yang belum mempunyai pilhan, pada tulisan kali ini akan mencoba
menganalisis kedua pasangan dari semua aspek baik dari visi misi, rekam jejak, keburukan,
dan kebaikan karena kita tahu semua orang pasti memiliki sisi baik dan juga
buruk.
Dari segi visi misi dari kedua
pasangan memiliki perbedaan yang signifikan untuk Prabowo-Hatta mempunyai
konsep yang baik dan menarik dari sisi visi ke depan. Sementara, Jokowi-JK
mengandalkan program-program yang telah direalisasikan Jokowi khususnya selama
menjabat sebagai Walikota maupun Gubernur bisa dikatakan Prabowo menjual visi
sementara Jokowi menjual program sekarang tinggal masyarakat saja memilih yang
mana. Penanganan korupsi juga tidak luput dari kedua pasangan, pasangan
Jokowi-JK ingin mengedepankan agar independensi KPK dalam upaya penegakan hukum
dapat lebih terjaga. Sementara pasangan Prabowo-Hatta, lebih menitikberatkan
pada penambahan personel penyidik. Untuk yang lain bisa dicari dan dibaca pada
situs resmi KPU maupun situs resmi kedua pasangan
Dari rekam jejak kedua pasangan sudah tidak
perlu diragukan lagi mereka adalah orang-orang yang sangat berpengalaman pada
bidangnya masing-masing, Prabowo Subianto adalah mantan Komandan Jendral
Kopassus ABRI pada era Soeharto yang sekarang lebih aktif sebagai Politikus
dengan menjabat sebagai Ketua Umum partai Gerindra disamping dunia wirausaha
yang dia geluti, wakilnya Hatta Radjasa merupakan menteri perekonomian saat Presiden
SBY sebelum mengundurkan diri dan digantikan Choirul Tanjung, beliau juga
merupakan ketua umum DPP PAN. Joko Widodo atau lebih dikenal dengan Jokowi
adalah mantan Walikota Solo ke 16 masa jabatan 2005-2012 dan Gubernur DKI
Jakarta ke 16 masa jabatan 2012-2014 disamping menjadi wirausahawan di bidang
furnitur, wakilnya Jusuf Kalla merupakan Wakil Presiden ke 10 masa jabatan
2004-2009 dan sebelumnya berulang kali beliau
menjabat sebagai menteri beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum partai
Golkar periode 2004-2009. Dari keterangan diatas kita dapat mengetahui bahwa
kedua pasangan merupakan orang-orang yang berkompeten di bidangnya.
Prestasi, sifat, kebaikan, dan
keburukan kedua pasangan ini juga tidak luput dari penilaian dimata masyarakat
walaupun tidak semuanya peduli terhadap aspek ini, padahal aspek ini adalah hal
utama dalam menentukan pilihan dan mengenal calon pemimpin mereka dengan baik.
Dilihat dari sisi prestasi kedua pasangan ini memiliki prestasi sesuai dengan
bidangnya masing-masing seperti Prabowo yang memiliki prestasi di bidang
militer dengan diumur 26 tahun beliau sudah memimpin pasukan Den 28 Kopassus
dengan pangkat Kapten berhasil melumpuhkan pimpinan pasukan pembelot di Timor
Timor, masih banyak lagi pertempuran-pertempuran yang dimenangkan oleh Kopassus
pimpinannnya sehingga pada saat itu pasukan ini disandingkan sebagai pasukan
elit terbaik ketiga terbaik d idunia dibawah pasukan elit Israel dan Inggris.
Wakilnya Hatta Rajasa juga memiliki prestasi yang cukup bagus, dibawah
komandonya sebagai menteri perekonomian ekonomi Indonesia berhasil masuk
kedalam 10 besar dunia. Sementara untuk pasangan kedua, Jokowi berhasil membawa
Solo menjadi kota yang terangkat semua aspeknya baik dari ekonomi, budaya,
kesejahteraan rakyat dan pada DKI Jakarta yang belum genap 2 tahun dia pimpin
perubahan sudah mulai terasa dengan adanya Kartu Jakarta Sehat dan Kartu
Jakarta Pintar, tempat-tempat yang terkenal berantakan seperti Tanah Abang dan
waduk Pluit berhasil ditertibkannya, bahkan proyek monorail yang sudah
terbengakalai dihidupkannya kembali. Pasangannya Jusuf Kalla,kita ketahui
adalah mantan Wakil Presiden RI yang berhasil membawa kedamaian di NAD,
menurunkan subsidi BBM dan menggantikannya dengan BLT, melakukan program
konversi minyak tanah ke gas, dan membuat program BOS. Selain kebaikan dan
prestasi pasti manusia memiliki sisi buruk dalam hidupnya, dari kedua pasangan
ini tentu saja memilikinya. Prabowo memiliki masa yang sangat kelam dalam
hidupnya tepatnya pada tahun 1998 dimana pada saat beliau di bebas tugaskan dari
jabatannya atas kasus kerusuhan dan penculikan aktivis mahasiswa yang sampai sekarang
masih mengambang kasusnya. Hatta Rajasa disebut sebagai wakil yang tuna
prestasi, kesalahannya yang paling terkenal adalah lolosnya anak beliau dari
peradilan di mata hukum atas kasus tabrakan lalu lintas yang merenggut nyawa. Jokowi
yang terkenal kalem juga dianggap tidak akan tegas dalam memimpin Indonesia,
kesiapannya memimpin Indonesia juga dipertanyakan karena beliau tidak
mencalonkan sesuai keinginan sendiri melainkan atas “permintaan” Ibu Megawati,
tugasnya yang belum selesai di Jakarta dituding juga merupakan salah satu
kelemahan Jokowi yang membuat nilainya di mata publik jadi menurun. Pasangannya
Jusuf Kalla juga diduga terlibat dalam kasus Century yang sangat merugikan
ekonomi negara walaupun dibilang tidak mempengaruhi keuangan negara.
Setelah dianalisa kedua pasangan
ini memiliki keunggulan dan kelamahan masing-masing, sekarang, tugas kita
sebagai masyarakat yang menentukan pilihan kepada siapa hak suara mereka akan
diberikan. Yang perlu diingat adalah siapapun Presiden dan Wakil Presidennya
tugas kita sebagai manusia tidaklah berubah kita tetap harus melakukan
kewajiban kita sebagai manusia dan tidak sepenuhnya menggantungkan nasib kita
kepada pemimpin kita. Jadi siapapun pemimpinnya nanti yang perlu kita lakukan
adalah “ SALAM 2 JARI “ (PEACE) untuk “ INDONESIA SATU”.
oleh : Anggit Saputra
0 komentar:
Posting Komentar