Mulai diberlakukannya kartu parkir di Fakultas Sains
dan Matematika (FSM) menuai reaksi yang berbeda dari tiap-tiap mahasiswa, tak
terkecuali Peggy,
Vivi, Andriyani. Menurut mereka, sistem kartu parkir yang
diberlakukan sudah cukup bagus, namun terlalu dipaksakan.
Di pertengahan bulan Maret 2016, mahasiswa FSM
tiba-tiba dikejutkan dengan adanya kartu parkir. Tidak adanya transparansi dari
birokrasi maupun BEM FSM menjadi penyebab utamanya. Kartu parkir yang digunakan
sebagai ‘senjata’ untuk masuk ke lingkungan kampus ini masih menjadi persoalan
yang serius.
“Tidak ada transparansi. Banyak mahasiswa yang tidak
tau sejarah, fungsi, dan sanksi,”
kata Vivi. Menurutnya, konsekuensi yang diterima mahasiswa
ketika menghilangkan kartu parkir berbeda-beda. “Ada yang menghilangkan kartu
didenda Rp50.000 walaupun sudah menunjukkan STNK. Ada yang menghilangkan kartu
dan menunjukkan STNK, tetapi tidak didenda Rp50.000,” imbuhnya.
Mahasiswi yang kerap disapa Vivi juga berujar jika
sebaiknya kartu parkir FSM dibuat seperti milik fakultas atau jurusanyang lain.
“Dibuatkan seperti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Teknik Geologi,
atau Teknik Sipil. Jadi gak ada
mahasiswa yang bawa kartunya dobel.”
Pak Kaswandi
selaku petugas parkir Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
menyatakan bahwa latar belakang dibuatnya kartu parkir adalah mengikuti
peraturan yang telah disetujui oleh
Dekan Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, karena semakin
tahun jumlah mahasiswa Fakulats Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
semakin meningkat sehingga jumlah motor pun meningkat pula, maka dibutuhkan
penjagaan yang lebih ketat mengenai keamaan di lingkup parkiran.
“Kalau tidak pakai kartu juga seperti parkir
liar”, kata Pak Kaswandi. “Sanksi yang
tertulis memang apabila menghilangkan kartu akan di denda Rp.50.000,00 agar
mahasiswa lebih hati-hati menyimpan kartu parkir, tapi saya juga nggak tega jadi saya minta STNK nya
saja, apabila tidak bisa menunjukan STNK motor terpaksa
ditahan.” tambahnya.
Adanya kartu parkir, selain untuk menjaga keamaan motor mahasiswa juga diharapkan mahasiswa tertib dalam mengendarai motor. “Tak jarang banyak mahasiswa
yang keluar masuk ngebut, nggak sopan”,
kata Pak Kaswandi. Menurutnya kartu parkir sementara ini efektif, namun lebih baiknya jika dibuatkan card parkir seperti yang sudah
direalisasikan di fakultas Teknik. Jadi mahasiswa tinggal menunjukkan Card
Parkir itu ketika keluar masuk kampus.(Helen, Nala,
Galih,
Ning)
0 komentar:
Posting Komentar